PR AGENCY JAKARTA – Hampir setiap perusahaan pasti pernah menghadapi krisis selama operasinya. Salah satu krisis yang sering terjadi adalah masalah hukum.
Baik itu litigasi atau ketidakpatuhan terhadap undang-undang bisnis tertentu, tantangan hukum bisa muncul kapan saja. Kuncinya adalah selalu siap menghadapi krisis semacam itu dan tahu cara merespons ketika krisis tersebut terjadi.
Lantas, bagaimana cara menghadapi tantangan hukum dan langkah-langkah penting untuk memulihkan reputasi merek setelah krisis?
Dampak Tantangan Hukum terhadap Reputasi Merek
Salah satu dampak utama dari tantangan hukum adalah hilangnya kepercayaan. Baik dari pelanggan, investor, atau mitra bisnis, mereka mungkin kehilangan kepercayaan terhadap bisnis Anda ketika mengetahui Anda sedang menghadapi masalah hukum.
Misalnya, dalam kasus ekstrem, perusahaan farmasi yang digugat dalam gugatan class action atas potensi efek samping berbahaya dari obatnya. Bahkan jika perusahaan menang dalam kasus ini, banyak konsumen mungkin tetap menjauh karena takut akan kemungkinan efek sampingnya.
Investor juga mungkin tidak akan mau berinvestasi karena risiko litigasi lebih lanjut dan kemungkinan kehilangan uang mereka. Perusahaan kemungkinan besar akan menghadapi biaya hukum yang tinggi, denda kepatuhan, dan masalah keuangan lainnya yang bisa membuatnya bangkrut.
Kurangnya kepercayaan ini dapat merusak reputasi perusahaan di pasar. Masalah litigasi atau kepatuhan akan menimbulkan perhatian dan publisitas negatif dari media. Ketika orang mulai memandang suatu merek secara negatif, mereka akan berhenti membeli produk atau layanannya.
Dalam beberapa kasus, pemerintah bahkan bisa mengambil tindakan hukum terhadap produk atau layanan perusahaan.
Menurut Zendesk, 52 persen pelanggan akan meninggalkan suatu merek setelah mengalami satu pengalaman buruk. Jadi, katakanlah seorang pelanggan memiliki pengalaman negatif dengan suatu merek—mungkin produk mereka tidak tiba tepat waktu atau layanan pelanggannya buruk. Jika mereka melihat perusahaan tersebut terlibat dalam masalah hukum, mereka mungkin memutuskan untuk berhenti berhubungan selamanya.
Pentingnya Manajemen Krisis PR
Hampir 70 persen pemimpin bisnis mengatakan mereka pernah mengalami krisis selama lima tahun terakhir, dengan rata-rata tiga krisis. Namun, masalah terbesar adalah meskipun banyak perusahaan menyadari pentingnya rencana krisis, kurang dari separuhnya memiliki rencana komunikasi krisis. Ini harus berubah.
Sebagai pemilik bisnis, Anda harus siap melakukan segala hal dengan benar, namun Anda tidak pernah tahu kapan masalah hukum akan muncul. Mempersiapkan tim pengacara dan petugas kepatuhan saja tidak cukup untuk melindungi diri Anda dari potensi risiko hukum.
Anda memerlukan rencana manajemen krisis yang tepat yang menguraikan semua tindakan yang akan Anda dan pemangku kepentingan utama lainnya ambil jika terjadi krisis. Mengajak profesional PR berdiskusi mengenai cara menghadapi krisis ini adalah langkah bijak.
Dengan persiapan yang matang dan rencana manajemen krisis yang efektif, Anda dapat menjaga reputasi merek dan tetap dipercaya oleh pelanggan, investor, dan mitra bisnis Anda.***