Bukan cuma sepatu, ini tentang nyali.
Nike bukan lagi sekadar merek olahraga. Ia sudah menjelma jadi simbol harapan. Simbol mimpi besar yang nggak kenal takut.
Dulu kita kenal Nike lewat #justdoit. Tapi di tahun 2018, mereka menaikkan standar lewat kampanye PR #DreamCrazy.
Bukan kampanye biasa, tapi ledakan emosi yang menyentuh jutaan orang.
Kampanye PR yang Bikin Merinding
#DreamCrazy bukan tentang lari tercepat atau lompat tertinggi. Ini soal keberanian untuk bermimpi besar—meski dunia bilang itu gila.
Nike memakai kekuatan public relations untuk lebih dari sekadar jualan. Mereka merancang kampanye PR yang kuat, penuh pesan sosial, dan berdampak global.
Nama-nama besar seperti Serena Williams, LeBron James, dan Colin Kaepernick tampil di depan.
Tapi yang paling bikin merinding adalah cerita mereka. Cerita tentang ketekunan, tentang keberanian jadi berbeda, tentang perjuangan dari nol.
Inklusivitas dan Keberagaman: Sorotan Utama
Di dunia yang sering memihak, Nike bilang: semua orang layak bermimpi. #DreamCrazy membungkus pesan inklusi dengan megah.
Tak peduli warna kulitmu, asalmu, kondisimu—mimpimu tetap sah.
Inilah Kekuatan kampanye PR:
-
Bukan hanya membentuk citra, tapi membentuk percakapan.
-
Bukan cuma trending topic, tapi pemicu gerakan.
-
Meledak di Medsos, Menang di Hati
Angkanya bikin geleng kepala:
-
100 juta views di berbagai platform
-
3 juta lebih interaksi sosial
-
Menang penghargaan tertinggi di Cannes Lions Grand Prix
Tapi yang Lebih Penting? Kampanye ini menyentuh nurani. Ia mengubah cara kita melihat mimpi dan keberanian.
Bukan Sekadar Kampanye, Tapi Gerakan Sosial
#DreamCrazy membuktikan satu hal: public relations bukan cuma soal “baik di mata media.” Tapi tentang bagaimana sebuah brand bisa jadi bagian dari perubahan sosial.
Nike menunjukkan bahwa medsos bisa jadi alat perubahan. Kalau kampanyenya jujur, emosional, dan relevan—hasilnya bisa mengguncang dunia.
Jadi, gimana dengan brand kamu? Apakah kampanye PR-mu cuma untuk viral…atau sudah cukup “gila” untuk bikin dunia berubah?
