Berani, bodoh, atau keduanya? Inilah kisah CEO yang mengiklankan nomor jaminan sosialnya di depan publik. Apa yang terjadi selanjutnya akan membuatmu tercengang.
“Nomor jaminan sosial saya adalah 457-55-5462. Silakan coba curi identitas saya.”
Kalimat itu keluar dari mulut Todd Davis, CEO LifeLock, dengan percaya diri luar biasa. Tahun 2006, Davis memulai kampanye gila-gilaan untuk mempromosikan layanan perlindungan identitas perusahaannya. Nomor pribadinya terpampang di papan reklame, iklan TV, bahkan di internet.
Tujuannya sederhana: menunjukkan bahwa LifeLock mampu melindungi identitas siapa saja, termasuk dirinya. Dengan biaya langganan hanya $10 hingga $15 per bulan, Davis yakin produknya adalah jawaban atas ketakutan banyak orang soal pencurian identitas.
“Tunggu, jadi nomor itu benar-benar asli?” bisik seorang rekan kerja kepada Davis di sebuah wawancara.
“Tentu saja! Kalau tidak, apa gunanya aksi ini?” jawab Davis santai.
Namun, seperti yang sering terjadi dengan aksi nekat, hasilnya jauh dari mulus.
Akibatnya Fatal: Identitas Dicuri Berkali-Kali
Awalnya, aksinya mencuri perhatian. Banyak yang menganggap Davis sebagai pahlawan, seseorang yang benar-benar percaya pada produknya. Tapi kenyataan berkata lain.
Identitas Davis dicuri. Tidak cuma sekali. Bukan dua kali. Tapi 13 kali. Ya, TRE-BE-LAS. Selain itu, ada 87 upaya pencurian identitas yang gagal.
“Bagaimana bisa ini terjadi? Bukannya LifeLock seharusnya melindunginya?” bisik para konsumen, yang mulai mempertanyakan kualitas layanan itu.
Davis mencoba membalikkan keadaan. “Ini membuktikan kalau sistem kami hebat! Dari ratusan percobaan, hanya 13 yang berhasil.” Tapi publik tidak terhibur. Sebaliknya, rasa percaya mulai luntur.
Yang lebih buruk, Komisi Perdagangan Federal (FTC) turun tangan. Mereka menyelidiki iklan LifeLock dan menyimpulkan bahwa klaim mereka menyesatkan. Hasilnya? Perusahaan didenda sebesar $12 juta.
Pelajaran yang Bisa Dipetik
Tidak semua PR stunt adalah ide yang bagus. Kadang, terlalu percaya diri justru menjadi bumerang. Seperti dalam kasus Davis, apa yang dimulai sebagai langkah berani berakhir dengan hilangnya reputasi.
Jadi, sebelum kamu atau perusahaanmu mencoba aksi promosi yang heboh, tanyakan dulu: apakah risikonya sepadan?
Punya ide gila untuk mempromosikan bisnis? Jangan sampai nasibmu seperti CEO LifeLock! Konsultasikan dengan ahli strategi branding dan pastikan rencanamu benar-benar aman. ***