PR Agency Jakarta
PR Agency Jakarta – Asah Diri Menjadi Praktisi Public Relations Profesional
PR Agency Jakarta – Imajin PR. Saat ini peran seorang public relations (PR) sangat dibutuhkan. Meskipun Indonesia sedang dilanda pandemi Covid-19, namun peran seorang PR sangat dibutuhkan untuk tetap menjaga citra baik dari sebuah perusahaan. Terlebih lagi seorang PR harus memikirkan cara beradaptasi dengan keadaan saat ini. Tentu hal tersebut tidaklah mudah, seorang PR harus mampu membangun komunikasi yang baik dan efektif sebagai pihak yang paling berperan aktif menjembatani hubungan antara perusahaan dengan masyarakat.
Pada dasarnya setiap perusahaan pasti memiliki kompetitor untuk bersaing, bukan hanya brand-brand lokal namun juga brand dari negara-negara lain. Mengingat hal tersebut maka seorang PR profesional harus mampu membangun brand awareness, dimana bukan saja membuat masyarakat sekedar membeli produk namun juga menanamkan opini kepada masyarakat terkait perusahaan. Pentingnya peran yang diamanahkan kepada PR maka perlu sekali untuk mengasah diri menjadi praktisi PR profesional sejak dini, terutama untuk para mahasiswa yang tertarik di bidang PR ataupun para PR junior yang terus berusaha untuk menunjang karirnya menjadi semakin lebih baik.
Pertama, menjadi seorang PR harus mampu meningkatkan skill komunikasi, salah satunya ialah public speaking skill. Dalam melakukan public Speaking, Praktisi PR harus mampu menguasai tiga elemen utama dalam proses komunikasi yaitu pengirim pesan (sender), pesan (messages) dan juga penerima pesan (receiver) secara efektif dan efisien (Morissan M.A., 2008). PR harus dapat menyampaikan pesan dengan bahasa yang dapat dipahami masyarakat dan isi pesannya pun harus relevan dengan ketertarikan dan kebutuhan masyarakat. Hal ini dapat diasah dengan pengalaman agar nantinya ketika berbicara dengan orang atau di depan public tidak merasa gugup. “Be a communicative person” jangan takut berbicara namun jangan lupa untuk
mendengarkan. Selain itu rutin meng-update berita-berita terbaru serta membaca buku sehingga mudah untuk memulai topik obrolan dan mampu memperbanyak vocabulary.
Kedua Personable, dimana memiliki daya tarik yang mampu mengambil hati banyak orang, hal ini dibutuhkan ketika menyampaikan opini sehingga memudahkan untuk mendapatkan kepercayaan dari masyarakat. Seorang PR pun haruslah memiliki kredibilitas di mata masyarakat. Selain itu dengan daya tarik yang dimiliki juga akan memudahkan seorang PR untuk menjalin relasi dengan media dan komunitas, tentu dibersamai dengan attitude yang baik serta keberanian. Mengingat hal tersebut maka jadilah PR yang bisa menjaga citra diri sendiri sehingga nantinya mudah untuk menjaga citra perusahaan.
Ketiga, seorang PR kini juga harus mampu bersosial media. Hal ini terkait bagaimana membuat konten, memilih foto beserta caption dengan baik. Saat ini masyarakat lebih banyak tahu berita dari media sosial, maka dari itu seorang PR pun harus multitasking dan bisa memanfaatkan laman yang kecil untuk memuat berita yang jelas dan mudah dipahami. Terkait hal ini maka seorang PR juga harus mengasah kemampuan menulis dengan baik sehingga tetap mampu me-manage citra perusahaan secara digital.
Keempat, seorang PR dituntut untuk sigap dan cepat terutama dalam menangani krisis. Tidak hanya membuat rencana A dan rencana B namun biasanya seorang PR harus siap berpikir cepat dengan rencana C, D, E dsb. karena memang tidak ada yang tau hambatan apa saja yang akan terjadi berikutnya. Mengingat hal tersebut maka seorang PR juga harus mengasah analytical thinking skill dimana mampu mencari solusi secara efektif sehingga membantu mengatasi krisis atau kendala yang dihadapi. Diperlukan juga kreativitas serta ide ide yang inovatif yang mungkin dituntut dengan deadline yang singkat. Mengingat hal-hal tersebut maka kesigapan seorang PR dalam dalam mengkonfirmasi sesuatu merupakan tanggung jawab besar yang dimilikinya.
Kelima, Jangan pernah menutup diri dengan skill lain dan cepat merasa puas dengan apa yang diketahui sekarang. Selalu buka kesempatan buat belajar hal baru, meskipun misalnya tidak berkaitan langsung dengan pekerjaan seorang PR. Selain itu juga jangan selalu merasa benar, merasa paling paham atas segala sesuatu. Hal itu sangat tidak baik karena pasti akan selalu ada hal yang bisa di improve dari diri pribadi. Sudah seharusnya bagi kita untuk terus belajar, karena untuk belajar hal-hal baik tidak mengenal usia. Belajar menjadi pribadi yang lebih baik tiap harinya dan terus memanfaatkan kelebihan yang kita miliki untuk terus berkarya.
Sumber: Morissan M.A. (2008). Manajemen Public Relation (1st ed.). Kencana.