PR Consultant
Media Sosial Sebagai Solusi Praktisi PR Consultant
PR Consultant – Imajin PR. Tanpa ragu, pandemi COVID-19 berdampak dan mengubah dunia pada tahun 2020. Pandemi ini menyebabkan banyak situasi dan aturan baru yang tidak terduga bagi industri di Indonesia. Peran seorang praktisi PR menjadi sangat krusial saat ini. Mensosialisasikan gerakan menuju new normal perlu dilakukan guna membantu masyarakat untuk beradaptasi. Kedatangan dari pandemi ini merupakan krisis diluar kuasa kita sehingga sebagai seorang praktisi PR harus bisa fokus terhadap variabel yang dapat dikendalikan. Variabel yang dapat dikendalikan oleh seorang PR salah satu contohnya adalah dengan merancang strategi komunikasi di masa seperti ini.
Kehadiran media sosial telah digunakan untuk membangun hubungan dengan publik dan memberikan berbagai macam informasi dan layanan yang berhubungan dengan instansi kepada publik baik secara langsung maupun tidak langsung berhubungan dengan instansi atau perusahaan. Grunig mengemukakan bahwa kehadiran media sosial telah mengubah cara para praktisi dalam berpikir dan melaksanakan praktik-praktiknya dan beranggapan bahwa hal ini merupakan sebuah kekuatan revolusioner dalam bidang public relations. Dengan mengoptimalkan media sosial akan lebih strategis kemudian komunikasi semakin bersifat dua arah dan interaktif dan hal ini cukup mendasari bahwa pada era new normal media sosial dapat digunakan sebagai salah satu strategi praktisi public relations dalam berkomunikasi dengan publiknya.
Menurut Amy Reitz dalam “Social Media’s Function Organizations: A Functional Analysis Approach” mengemukakan bahwa terdapat empat fungsi media sosial yang dapat diterapkan pada hubungan komunikasi antara publik pada berbagai penelitian terkini dalam literatur bidang public relations, seperti mempertahankan identitas perusahaan, kesempatan dalam membangun hubungan, kemampuan untuk mengontrol manajemen isu, dan kesempatan untuk mempromosikan CSR. Media sosial yang bersifat interaktif ini dapat memberikan kesempatan pada publik dalam memberikan kontribusi dan membentuk identitas perusahaan dengan menyampaikan pesan informasi secara lebih berkala dan terbuka dari sebelumnya dan komunikasi dua arah yang bersifat langsung dan seketika pada media sosial dapat dimanfaatkan perusahaan dalam memonitor opini dan reaksi publik secara lebih terbuka dan cepat. Media sosial juga dapat dimanfaatkan oleh perusahaan untuk menyebarluaskan misi dan nilai CSR yang dilaksanakan pada strategi perusahaan untuk menginformasikan public mengenai berbagai acara, kampanye dan kegiatan-kegiatan lainnya yang berkaitan dengan CSR perusahaan.
Berdasarkan wawancara bersama Dara Puspita seorang praktisi public relations di kitabisa.com, ia mengatakan bahwa di masa pandemi ini banyak orang yang tidak bisa bepergian kemana-mana sehingga sebagai seorang PR jika ingin membuat kampanye tentunya tidak bisa mengandalkan memasang billboard dan karena pandemi ini juga kampanye sekarang semua serba online dan membawa narasi yang membuat berhubungan dengan apa yang dirasakan orang-orang selama pandemi ini. Kitabisa.com melakukan strategi dan banyak menyebarkannya melalui media sosial yang ternyata memberikan hasil yang baik dan banyak diperbincangkan.
Tidak hanya kitabisa.com saja tetapi Astra juga membuat kampanye di media sosial sebagai strategi komunikasi yang relevan di situasi pandemic Covid-19 dengan gerakan #SemangatSalingBantu yang merupakan ajakan berdonasi masker kain dan mendorong partisipasi masyarakat mencegah penyebaran wabah. Serta, tetap menjaga visibilitas brand melalui konten kreatif, mengedepankan berita positif dan melibatkan audiens saat melakukan komunikasi secara online. Selain kitabisa.com dan ASTRA ternyata APRIL Group juga memaksimalkan hampir semua media sosial selama pandemi agar interaksi dan komunikasi dengan stakeholders tetap terjaga apalagi di tengah situasi di mana kita harus menjaga jarak.
Berbicara tentang new normal ada konsep yang memuat unsur 3A yang dapat dijalankan oleh praktisi PR yaitu adopt, adapt, dan adept yang bersifat esensial bagi seorang PR. Unsur adopt disini menjelaskan bahwa PR harus bisa mengadopsi atau menggunakan teknologi yang ada sesuai dengan perkembangan zaman dan mampu menyampaikan pesan informasi dengan menggunakan media sosial yang tepat kemudian unsur adapt menjelaskan bahwa PR harus mampu beradaptasi dengan hal-hal baru yang telah diadopsi karena untuk beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan mampu membuat konten yang kreatif dan bersifat informatif serta solutif bagi masyarakat dan yang terakhir adalah adept yaitu ahli di bidangnya khususnya sesuatu yang telah diadopsi dan diadaptasi.
Atas kehadiran media ini bahwa salah satu keuntungan terbesarnya adalah kemampuan media sosial untuk memberikan akses langsung dan cepat kepada publik dan karenanya lebih unggul daripada media konvensional. Tetapi yang perlu menjadi perhatian tersendiri bagi praktisi public relations agar terus memantau alur informasi pada internet. Hal ini dikarenakan bahwa setiap orang dapat mengemukakan opininya kepada publik melalui internet secara langsung tanpa dapat disaring terlebih dahulu.