Black PR, atau sering disebut Dark PR, adalah strategi manipulatif dalam hubungan masyarakat yang bertujuan menyebarkan informasi negatif atau palsu untuk merusak reputasi seseorang, merek, atau bisnis. Teknik ini sering digunakan untuk melemahkan pesaing atau menyelesaikan konflik pribadi, dan dampaknya bisa sangat destruktif bagi citra target.
Baik Black PR maupun Dark PR mencakup berbagai metode yang dirancang untuk menciptakan persepsi buruk di mata publik. Berikut adalah 10 teknik utama yang sering digunakan dalam Black PR di dunia marketing modern, beserta contoh-contohnya.
1. Ulasan Negatif Produk
Teknik ini berfokus pada penyebaran ulasan buruk terhadap produk atau layanan pesaing untuk menurunkan kepercayaan publik tanpa menyerang perusahaan secara langsung. Tujuannya adalah mengubah persepsi publik agar mereka mulai meragukan kualitas produk pesaing. Contoh: Pesaing membuat akun anonim yang menulis ulasan negatif di situs review, menyebut produk pesaing “berbahaya” atau “tidak efektif.” Hasilnya, calon pelanggan ragu untuk membeli produk tersebut.
2. Mengungkap Dokumen Internal
Taktik ini melibatkan bocoran dokumen atau informasi rahasia yang dirancang untuk merusak citra perusahaan secara langsung. Biasanya ini dilakukan oleh karyawan yang tidak puas atau mantan karyawan yang ingin membalas dendam.Contoh: Mantan karyawan membocorkan email internal yang menunjukkan masalah produksi untuk membuat perusahaan terlihat tidak profesional, menciptakan kesan buruk di mata publik.
3. Pujian Berlebihan yang Terbalik
Teknik ini memberikan pujian yang sangat berlebihan terhadap produk atau layanan pesaing dengan cara yang justru terlihat seperti ejekan atau sindiran, sehingga audiens malah bereaksi negatif. Contoh: Influencer yang dibayar pesaing memuji produk kecantikan dengan cara berlebihan: “Krim ini cocok kalau Anda ingin kulit putih pucat seperti bedak.” Alih-alih tampak positif, produk itu malah terkesan jelek.
4. Menggunakan Tokoh atau Influencer
Dengan memanfaatkan influencer atau tokoh publik yang memiliki kredibilitas tinggi, strategi ini menyebarkan opini negatif agar terlihat lebih terpercaya. Konsumen sering kali lebih mudah percaya jika kritik datang dari figur yang dihormati. Contoh: Blogger terkenal memposting artikel kritis tentang keamanan bahan produk pesaing untuk menimbulkan kekhawatiran konsumen, meskipun klaimnya tidak sepenuhnya benar.
5. Berlebihan dalam Kritik
Satu kekurangan kecil atau masalah minor diperbesar hingga tampak seperti masalah besar, sehingga merusak persepsi konsumen terhadap seluruh merek. Contoh: Perusahaan mobil diserang secara berlebihan karena salah satu fiturnya kurang optimal di cuaca tertentu, membuat publik mulai menganggap seluruh produknya bermasalah, meski isu tersebut sebenarnya minor.
6. Strategi Audiens Ganda
Teknik ini mempengaruhi satu kelompok tertentu untuk kemudian menimbulkan reaksi di kelompok lain. Dengan begitu, dampak dari isu negatif akan menyebar lebih luas. Contoh: Perusahaan A menyebarkan rumor kepada komunitas lingkungan hidup bahwa Perusahaan B tidak ramah lingkungan. Komunitas ini kemudian menyebarkan informasi tersebut ke masyarakat luas, sehingga merusak citra Perusahaan B.
7. Menciptakan Situasi “Terjebak”
Strategi ini menciptakan situasi di mana pesaing terlihat dalam posisi tidak nyaman atau memalukan. Biasanya, ini dilakukan saat pesaing sedang dalam sorotan publik, seperti saat peluncuran produk baru. Contoh: Sebuah merek pakaian disudutkan dengan rumor bahwa bahan mereka tidak etis saat mereka sedang meluncurkan koleksi baru, menciptakan persepsi bahwa mereka tidak bertanggung jawab.
8. Membangkitkan Kemarahan Publik
Teknik ini bertujuan untuk menciptakan isu yang sensitif dan bisa memicu kemarahan konsumen terhadap produk atau layanan tertentu. Isu tersebut bisa meliputi hal-hal yang sangat emosional, seperti keamanan atau isu lingkungan. Contoh:Produk makanan baru diserang dengan rumor bahwa bahan-bahannya berbahaya, yang menciptakan kekhawatiran dan keraguan di antara konsumen meskipun tidak benar.
9. Menggunakan Kekuatan Administratif
Taktik ini menggunakan pengaruh administratif, seperti audit atau inspeksi, untuk menurunkan peringkat atau menekan operasional pesaing. Tujuan akhirnya adalah merusak reputasi atau citra perusahaan saingan di mata publik. Contoh:Pesaing mengirim laporan anonim kepada otoritas terkait agar perusahaan saingan diaudit, mengganggu operasional mereka dan menurunkan kepercayaan publik pada perusahaan tersebut.
10. Menciptakan Masalah Fiktif
Dengan menciptakan masalah palsu yang tampak besar dan berbahaya, teknik ini bertujuan membuat publik percaya bahwa produk atau layanan pesaing bermasalah, meskipun isu tersebut sepenuhnya fiktif. Contoh: Produk dapur dari pesaing dikabarkan mudah terbakar, meskipun ini tidak benar dan belum pernah terjadi. Publik yang khawatir pun memilih untuk tidak membeli produk tersebut.
Black PR atau Dark PR adalah teknik yang tidak etis namun kadang digunakan dalam persaingan bisnis. Dengan mengenali teknik-teknik ini, Anda bisa lebih waspada dan melindungi bisnis dari ancaman manipulatif yang berpotensi merusak reputasi.
Dapatkan informasi terkini dan relevan tentang strategi public relations, audit dan riset komunikasi, digital public relations dan komunikasi krisis hanya di www.imajinpr.com serta www.ceritaomjojo.com.***